Berjalan, Mendaki, Melintas dan Menikmati Setiap Pesona yang Disuguhkan Alam

Monday, 11 April 2016

Semalam di Gunung Iya Ende



























Assalamualaikum, sobat apa kabar? Sudah cukup lama kami tidak menyapa sahabat semua. Sangking teralalu lama gak mampir dimari, jari-jemari admin terasa kaku buat nulis semua pengalaman yang sudah kami lewati (hehe.. dramitis dikit boleh lah).

Oke! Tudepoin aja ye..

Akhir pekan kemarin (10/04/16) kami ngetrip ke Gunung Iya. Mendengar nama gunung ini bagi kami mungkin sudah terlalu sering didaki (sory, gak bo’ong, asli ini mah). Tapi kali ini kami ingin suasana yang berbeda. Ya, pada pendakian sebelumnya, kami sudah mencoba mendaki di pagi hari, dini hari dan tengah malam. Kali ini kami mulai mendaki di sore hari. Apalagi kalau bukan ingin bermalam di puncak Gunung Iya.

Setelah melakukan  survei dan minta petuah dari masyarakat setempat, pendakian pun siap dimulai. Pukul 16.30 kami sudah berada di gerbang masuk menuju Gunung Iya. Selain karena ingin menikmati suasana malam di puncak, kami ingin membuktikan bahwa Gunung Iya adalah “Tempat wisata yang aman untuk didaki baik di waktu siang maupun malam”. Sempat terdengar omongan di tengah masyarakat, kalau di Gunung Iya ada “penunggu” nya.

Alhamdulillah. Seperti halnya malam yang begitu indah saat itu, suasana mencekam tak sedikitpun kami rasakan saat bermalam di puncak Gunung Iya. Kami tiba di puncak sekitar pukul 17.00 wita, setelah membangun tenda, kami istrahat sembari menyiapkan hindangan malam. Detik demi detik kami lalui dengan canda tawa dan rasa takjub. Asli, ini benar-benar keren! Subhanallah pokoknya mah.




Rehat sejenak di tengah pendakian sambil menikmati sunset



Kami memang sedikit terlambat tiba di puncak. Olehnya, sunset hanya kami saksikan di bebukitan. Tapi keindahan langit, kesunyian malam, suara binatang malam pun demikian sunrise.. kami nikmati dengan seksama. Itu sudah lebih dari cukup untuk m enggantikan semua peluh keringat dan rasa lelah. Ajib! J





Sunset! Pulau Ende keliatan adem banget :)



















Santai-santai di tenda menunggu hidangan malam 









Butiran cahaya lampu Kota Ende






























Perkenalkan, inilah koki Ze'a nua :)




Pukul 07.15 kami turun gunung. Seperti biasa, sampah dan bekas api unggun kembali kami kumpul dan bersihkan sebersih mugkin. Dalam perjalanan turun, kami berpapasan dengan para pendaki lain. Hebatnya, hampir sebagian besar adalah anak berumur 13-17 tahun. Keren! 







Menunggu pagi










Sunrise :)




















Suasana pagi. Langit Kota Ende terselimuti kabut












Oyah, pada pendakian ini kami kembali ditemani oleh anggota termuda Ze’a Nua, Faker. Dan uniknya dialah orang yang pertama kali mencapai puncak gunung dan juga pertama kali pula sampai di kaki gunung saat turun. Keren kan!?





Inilah aksi Faker saat menikmati Sunset



Segitu dulu yah celoteh dari kami. Doakan kami agar bisa berceloteh lagi (hehe.. maksudnya ngetrip biar bisa berbagi cerita lagi)


Wassalamualaikum, salam lestari!

No comments:

Post a Comment