Assalamualaikum, sobat apa kabar? Sudah cukup lama kami tidak menyapa sahabat semua. Sangking teralalu lama gak mampir dimari, jari-jemari admin terasa kaku buat nulis semua pengalaman yang sudah kami lewati (hehe.. dramitis dikit boleh lah).
Oke!
Tudepoin aja ye..
Akhir
pekan kemarin (10/04/16) kami ngetrip ke Gunung Iya. Mendengar nama gunung ini
bagi kami mungkin sudah terlalu sering didaki (sory, gak bo’ong, asli ini mah).
Tapi kali ini kami ingin suasana yang berbeda. Ya, pada pendakian sebelumnya,
kami sudah mencoba mendaki di pagi hari, dini hari dan tengah malam. Kali ini
kami mulai mendaki di sore hari. Apalagi kalau bukan ingin bermalam di puncak
Gunung Iya.
Setelah
melakukan survei dan minta petuah dari
masyarakat setempat, pendakian pun siap dimulai. Pukul 16.30 kami sudah berada
di gerbang masuk menuju Gunung Iya. Selain karena ingin menikmati suasana malam
di puncak, kami ingin membuktikan bahwa Gunung Iya adalah “Tempat wisata yang
aman untuk didaki baik di waktu siang maupun malam”. Sempat terdengar omongan
di tengah masyarakat, kalau di Gunung Iya ada “penunggu” nya.
Alhamdulillah.
Seperti halnya malam yang begitu indah saat itu, suasana mencekam tak
sedikitpun kami rasakan saat bermalam di puncak Gunung Iya. Kami tiba di puncak
sekitar pukul 17.00 wita, setelah membangun tenda, kami istrahat sembari
menyiapkan hindangan malam. Detik demi detik kami lalui dengan canda tawa dan
rasa takjub. Asli, ini benar-benar keren! Subhanallah pokoknya mah.
Rehat sejenak di tengah pendakian sambil menikmati sunset
Kami memang sedikit terlambat tiba di puncak. Olehnya, sunset hanya kami saksikan di bebukitan. Tapi keindahan langit, kesunyian malam, suara binatang malam pun demikian sunrise.. kami nikmati dengan seksama. Itu sudah lebih dari cukup untuk m enggantikan semua peluh keringat dan rasa lelah. Ajib! J
Sunset! Pulau Ende keliatan adem banget :)
Santai-santai di tenda menunggu hidangan malam
Butiran cahaya lampu Kota Ende
Perkenalkan, inilah koki Ze'a nua :)
Pukul
07.15 kami turun gunung. Seperti biasa, sampah dan bekas api unggun kembali
kami kumpul dan bersihkan sebersih mugkin. Dalam perjalanan turun, kami
berpapasan dengan para pendaki lain. Hebatnya, hampir sebagian besar adalah
anak berumur 13-17 tahun. Keren!
Menunggu pagi
Sunrise :)
Suasana pagi. Langit Kota Ende terselimuti kabut
Oyah,
pada pendakian ini kami kembali ditemani oleh anggota termuda Ze’a Nua, Faker.
Dan uniknya dialah orang yang pertama kali mencapai puncak gunung dan juga
pertama kali pula sampai di kaki gunung saat turun. Keren kan!?
Inilah aksi Faker saat menikmati Sunset
Segitu
dulu yah celoteh dari kami. Doakan kami agar bisa berceloteh lagi (hehe.. maksudnya
ngetrip biar bisa berbagi cerita lagi)
Wassalamualaikum,
salam lestari!
No comments:
Post a Comment