Berjalan, Mendaki, Melintas dan Menikmati Setiap Pesona yang Disuguhkan Alam

Sunday 30 March 2014

Rano Ramba, Desa Asri yang Tertutupi Oleh Rimbunya Hutan


Ahad,  30  Maret 2014, Ze’a Nua kembali melakukan ekspedisi menjelajah alam Ende tercinta. Dan kali ini penjelajahan tertuju pada sebuah perkampungan nan jauh dan unik di Kecamatan Ende, Desa Rano Ramba.

Rano Ramba Adalah sebuah Desa di Kecamatan Ende, letaknya cukup jauh dari Pusat Kota Ende. Di sekitar lokasi desa ini terdapat lima desa yang secara berurutuan antara lain; Desa Peozaka Ramba, Desa Naku Ramba, Desa Rano Ramba, Desa Uzu Ramba, Desa Uzu Ramba Barat. Kabanyakan orang bahkan termasuk anggota Komunitas Ze’a Nua pun belum mengetahui “rupa” desa ini. Akses jalan menuju perkampungan ini boleh dibilang sulit dan terjal. Kondisi jalan yang tak ubah seperti setapak di jalan-jalan kota mulai hancur bahkan masuk kategori parah. Kondisi ini akan semakin parah jika terjadi hujan lebat, bisa dipastikan akses jalan menuju ke kampung ini akan semakin sulit dilalui.

Namun disinilah letak kenikmatan yang sebenarnya. Bagi para pencinta alam, semakin terjal dan sulit medan dilalui, akan semakin nikmat dan bangga untuk ditaklukan. Tujuan telah ditetapkan, arah telah ditentukan, Rano Ramba harus dilalui. Bahkan ketika awal perjalanan telah menemui hambatan; salah satu kendaraan motor kami mengalami pecah ban, tak jua menyurutkan langkah kami untuk menggapai tujuan. Jalan kakipun dilakukan.

Dan benar saja. Sesampainya di Desa tujuan, sambutan hangatpun diberikan oleh penduduk setempat. Meski tak secara formal, riak-riak kehangatan terasa begitu kental dari senyuman dan ucapan-ucapan sambutan yang terdengar akrab dan ikhlas dari penduduk Desa Rano Ramba. Suasana yang begitu indah. Bahkan saat kami pulang, kami dijamu makan siang di rumah Pak Kades, Kosmas S. Gusi. Dalam sela-sela istrahat dan makan siang, Pak Kades menuturkan kalau Ze’a Nua adalah komunitas pencita alam pertama yang “menjamah” desa ini. Hal ini memunculkan ide dan semangat bagi Pak Kades dan warga setempat untuk membangun dan mempermudah akses dan sarana maupun prasarana menuju lokasi alam yang dituju.

Kami tiba di Desa Rukuramba sekitar pukul 11.30, setelah sebelumnya mememulai star pukul 10.05. Berarti 1,5 jam sudah kami menempuh perjalanan ini. Mungkin takkan selama ini jika kendaraan kami tak mogok di jalan. Perjalanan kami masih harus ditempuh berkisar kurang lebih 1,5 KM menuju air terjun. Dengan berjalan kaki, kami pun menyusuri kebun dan hutan yang telihat masih begitu asri dan alami. Subhanallah, Tuhan begitu sempurna menciptakan alam.

Berikut adalah penampakan keindahan sungai dan air terjun di Desa Rano Ramba, Kecamatan Ende.







Motor mogok, perjalanan pun dilanjutkan dengan berjalan kaki









Rehat sejenak sembari menunggu kendaraan yang sedarng diperbaiki








Air Terjun Tiwu Zembe









Bersiap me-ngadem-kan diri di sungai



























Air Terjun Nggoza Gati









Air Terjun Nggoza Gati









Air Terjun Nggoza Gati


















Air Terjun Tiwu Zembe




























Air Terjun Tiwu Zembe

















Ngadem








Makan-makan 








Yummmmiiii....









Pencinta Alam sejati selalu meningigat Pencipta Alam









Bergerilya, berburu tempat terindah

















Air Terjun Nggoza Gati









Narsis







































Bincang-bincang ringan bersama Pak Kosmas S. Gusi, Kepala Desa Rano Ramba









Di Ujung pegunungan terletak Dea Wolo Ora



























Foto bersama Pak Kades Rano Ramba (Tengah, kaos biru-putih)




Tulisan ini kami dedikasikan pula untuk Kades Rano Ramba, Bapak Kosmas S. Gusi beserta semua warga Desa Rano Ramba atas sambutan hangat yang diberikan. Terima kasih untuk semua yang diberikan :-)




No comments:

Post a Comment