Ahad, 16 Maret 2014 tepat pukul 07.00, Ze’a Nua
kembali melakukan ekspedisi pendakian menuju Puncak Gunung Kengo, sebuah gunung
yang terhitung masih berada di Kota Ende.
Berbeda dengan sebelumnya, kali ini pendakian
kami dipandu oleh Bapak Harun. Rasanya tak ada yang perlu kami khawatirkan
tentang terjal dan sulitnya medan yang akan dilalui, karena Bapak Harun sendiri
adalah penghuni kampung setempat yang kesehariannya sering naik-turun Gunung Kengo,
bahkan beliau sendiri dijuluki “Harun
yang Punya Kengo” :)
Hal yang tak kalah istimewa dari pendakian kali ini
adalah ketika kami beristirahat di sela-sela pendakian, Bapak Harun
menyampaikan petuah-petuah dan cerita mengenai Gunung Kengo, termasuk
diantaranya tetang kisah 2 gentong yang berisi emas disimpan dalam kubur milik
Mosalaki Onekoze (Onekore).
Gunung Kengo mempunyai medan yang hampir sama dengan
Gunung Meja. Rerimbunan pohon menghiasi gunung sehingga mentari tak cukup
menyengat dirasa. Lama pendakian sendiri terbilang singkat, berkisar 30-40
menit, sangat jauh berbeda jika dibanding pendakian menuju Gunung Iya yang
memakan waktu berkisar 2 jam kurang.
Okeh, dari pada penasaran, mending kita langsung
meluncur ke Tekape.
Gunung Kengo dilihat dari arah Barat (Pantai)
Bapak Harun memimpin pendakian
Saatnya ber "Zea Ria" (Menerjang / Menerobos alam)
Istirahat di makam Mosalaki Onekoze
Narsis di Puncak Gunung Kengo
Gunung Iya dilihat dari Gunung Kengo
Penampakan Pelabuhan Ende dari Gunung Kengo
Gunung Meja
Bukit Kezzi Mara (Ndao)
Makam Mosalaki Onekoze
Pantai Kota Ende
Pulau Ende
Gunung Wongge
Pulau Koa
Menikmati Pisang rebus + Ikan bakar di rumah Bapak Harun
No comments:
Post a Comment