Ahad (30/11) tepat pukul 02.00 dini hari kami melakukan pendakian menuju puncak Gunung Iya. Ya, kami sengaja melakukan
pendakian di malam hari selain karena ingin merasakan sensasinya, juga tak ketinggalan
demi menikmati sunrise di puncak Gunung Iya.
Jika biasanya pendakian di siang pagi/siang hari membutuhkan waktu hampir dua jam, kali ini waktu tempuh tak
sampai 1,5 jam. Ini tentu saja dikarenakan di malam hari tak ada mentari yang “menyengati”
tubuh sehingga banyak menguras energi. Meski begitu, tubuh kami tetap saja mengeluarkan
peluh keringat yang tak sedikit.
Kami begitu menikmati momen ini.
Bahkan di tengah pendakian, kami sengaja berhenti sejenak demi menikmati
suasana Kota Ende di malam hari. Butiran cahaya kecil terlihat kunang-kunang kecil dari kejauhan. Semakin kami meninggi, semakin terlihat jelas luas butiran
cahaya itu. Amazing, Alhamdulillah.
Ketika mendekati puncak, kami
disambut pohon cemara yang berdiri tak beraturan. Biasanya ketika memasuki area
ini suasana sejuk akan mulai terasa bersama hembusan aroma belerang yang
menusuk hidung. Tapi kali ini tidak, pohon-pohon itu terlihat mengering,
menyisakan batang tak berdaun. Mungkin ini pengaruh kemarau panjang, pikir
kami.
Saat tiba di puncak kami
berhenti sejanak. Mata kami langsung mengarah ke jantung Kota Ende. Dari sini
Ende terlihat begitu cantik. Ini merupakan titik pertama ketika mencapai
puncak. Ada yang terasa berbeda. Kami mulai melihat pohon yang hangus. Asap terlihat
mengepul ringan di sela-sala dahan yang roboh dan rumput. Ternyata inilah yang
membuat sebagian warga kota Ende gempar dan heboh. Gunung Iya dikabarkan akan
meletus, namun bukan karena Iya yang membuat kepulan asap dan kepulan rumput
hangus, tapi Gunung Iya telah sengaja dibakar oleh oknum yang tak bertanggung
jawab.
Semua mata tertuju pada sisa kebakaran
Menanti sunrise
Tak ada lagi rerumputan hijau, semua yang terlihat hanyalah rumput hitam sisa kebakaran
Hitam dan tandus
Sekarung sampah yang berhasil dikumpulkan di atas puncak Gunung Iya
Rehat sejenak sebelum turun gunung
Meski sudah lama terjadi, masih saja ada sisa-sisa api yang belum benar-benar padam
Menghitam :(
Bibir kawah Gunung Iya
It's sunrise
Menikmati sunrise
No comments:
Post a Comment