Meja, sebuah
Gunung yang berada di seputaran Kota Ende. Letaknya persis bersampingan dengan
Gunung Ia. Dari namanya dan juga tampaknya dari kejauhan, Gunung Meja tak ubah
seperti sebuah meja raksasa yang berdiri kokoh di selatan Kota Ende.
Tapi eiittss,
tunggu dulu. Tak semua yang tampak di mata, akan seperti itu pula kenyataannya.
Di puncak, Meja akan lebih terlihat seperti lembah yang tumbuhi tanaman liar
yang begitu subur. Namun demikian beberapa lokasi disana sudah digunakan warga
untuk bertani.
Ahad pagi tadi
(25-05-2014), Ze’a Nua kembali melakukan ekspedisi menuju gunung meja. Sejatinya,
ini adalah pendakian yang kesekian kali bagi para personil Ze’a Nua, hanya saja
itu semua dilakukan sebelum bergabung bersama komunitas ini.
Pagi hari, saat
mentari belum begitu sempurna menampakkan wajahnya, kami bersiap melakukan
ekspedisi. Beberapa kawan akhirnya tak jadi ikut dalam pendakian ini karena malam
tadi begadang nonton final liga champions.
Pukul 06.23
Wita kami star dari kaki Gunung Meja, tepatnya dari arah Kampung Pui. Jalur pendakian
Gunung Meja memang terkenal dengan zig-zag. Kita akan berjalan berbelok
kiri-kanan mengikuti jalur yang ada, kecuali bagi yang tak ingin melalui jalur
ini, kita bisa menerobos medan terjal dan rimbunnya pohon. Beberapa meter
sebelum memasuki puncak, kita akan melewati jalur lurus. Disitulah puncak meja
akan segera dicapai.
Kurang lebih
pukul 07.00 Wita kami telah sampai di puncak. Jangan harap kita akan leluasa
memandang Kota Ende dengan puas. Yap! Di puncak Gunung meja, kita takan mudah
melihat wajah Kota Ende. Hal ini tak lain karena Gunung Meja tertutupi oleh
tumbuhan dan pepohonan rimbun yang menghalangi pandangan kita. Yak, kita harus
mencari celah untuk mengintip Kota Ende.
Tentu saja,
bagi seorang pendaki sejati, kenikmatan mendaki tak sekedar saat mata menatap keindahan
dari atas puncak sebuah gunung, lebih dari itu kenikmatan sesungguhnya terletak
pada semangat dan harapan untuk menaklukan puncak tertinggi.
Namun ada
kemirisan hati yang kami rasakan saat tiba di puncak Gunung Meja. Selain kesejukan
udara, di puncak, kami juga disuguhi pemandangan menyedihkan; sampah-sampah
sisa makanan berupa botol dan gelas air meneral, bungkus makanan dan snack,
kertas, papan nama dan lain-lain secara kasat mata menyebar di puncak Gunung
Meja. Dari bekas catatan-catatan kertas dan papan nama juga penuturan warga di
sekitar gunung, seminggu sebelumnya siswa-siswi dari sebuah SMA di Kota Ende
melakukan pendakian ke puncak. Ironi! Dengan peralatan seadanya, kamipun
bersama-sama membersihkan sampah-sampah itu.
Setelah beristirahat
dan berkeliling sebentar di puncak, kamipun akhirnya turun. Biasanya ada petani
atau warga yang bisa dijumpai di atas. Dengan begitu kita bisa membeli kelapa
muda dari kebunnya. Tapi kali ini kami memang belum beruntung. Tapi itu tidak
berlaku lama, karena saat mencapai titik star, kami malah disuguhi kelapa muda
oleh salah seorang kerabat kami. Alhamdulillah, rejeki itu memang gak bakal
kemana :)
Gunung Meja
Bangunan Pondok Pesantren Wali Sanga Ende
Jalur pendakian
Pepohonan
Sampah
Sampah
Membersihkan sampah
Pemandangan khas di atas puncak. Cantik kan? :)
Mengintip Kota Ende
Ke arah Bandara H. Aroeboesman Ende
Pepohonan sekitar puncak
Ke arah Pelabuhan Ende
Pelabuhan Ende
No comments:
Post a Comment